Minggu, 21 Agustus 2022. Diiringi deru drone dan debur ombak sungai terdalam di Indonesia, para peserta Temu Pusaka Indonesia 2022 Siak membacakan Deklarasi Siak 2022: Peluang dan Tantangan Penerapan Ekonomi Pusaka di Kota Pusaka. Video deklarasi ini diputar dalam Temu Pamungkas, acara yang menjadi gong penutup seluruh rangkaian acara Temu Pusaka Indonesia (TPI) 2022 Siak.
Sudah 18 tahun Bumi Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI / the Indonesian Heritage Trust) sebagai organisasi pelestarian yang mewadahi praktisi maupun pegiat pelestarian dari berbagai daerah di Indonesia ini berkiprah menjadi bagian dalam membangun gerakan pelestarian pusaka di Indonesia. Salah satu gerakan yang menjadi program tahunannya dikenal sebagai Temu Pusaka Indonesia (TPI). Acara tahunan ini menjadi wadah pertemuan segenap mitra dan organisasi pelestari pusaka dari berbagai daerah di Indonesia untuk berkumpul dan berbagi cerita sukses serta tantangan yang dihadapi dalam upaya pelestarian selama setahun penuh. Bahkan tengah gelombang wabah Covid-19 yang tak kunjung usai, BPPI tetap konsisten melakukan berbagai kegiatan pelestarian dengan berbagai adaptasi, dan TPI tak terkecuali. Di tahun 2020, BPPI beradaptasi dengan mengadakan TPI yang pertama kalinya dilaksanakan secara daring (online). Tahun 2021 menjadi TPI pertama yang diadakan secara hybrid, kombinasi daring dan luring terbatas. Dan di tahun 2022, TPI bangkit kembali dengan semangat baru dan menyelenggarakan seluruh acaranya secara luring di Kabupaten Siak, Provinsi Riau.
Siak adalah sebuah kota pusaka yang dikenal sebagai kawasan bersejarah yang kental dengan budaya Melayu yang mengakar kuat dalam setiap aspek masyarakat. Sejak ditetapkan sebagai Kota Pusaka sampai sekarang, Siak terus berbenah dalam upaya pelestarian yang dilakukan melalui kolaborasi dengan berbagai pihak dari pemerintah, komunitas, dan berbagai institusi terkait di dalam dan luar negeri. Semangat inilah yang mendasari tema TPI 2022 ini yakni “Peluang dan Tantangan Penerapan Ekonomi Pusaka di Kota Pusaka”. TPI 2022 dihadiri peserta dari berbagai latar belakang dan usia yang telah hadir dari Jakarta, Yogyakarta, Semarang, Denpasar, Sawahlunto, Riau, Vienna di Austria, secara luring. Juga terlibat erat di dalam TPI 2022 ini pemerintah daerah Kabupaten Siak, komunitas muda-mudi seperti SKELAS dan Heritage Hero yang dengan penuh semangat memperkenalkan berbagai aspek pusaka Siak kepada peserta yang berasal dari seluruh penjuru Nusantara.
Acara TPI 2022 ini terdiri dari enam bagian acara utama yang tersebar dalam tiga hari yang dimulai dari hari Kamis, 18 Agustus 2022, dan berakhir pada hari Minggu, 21 Agustus 2022.
Hari pertama dimulai dari dari Kelas Pelestarian, sesi khusus yang mengundang pakar-pakar senior bidang pelestarian untuk berbagi ilmu pengelolaan pusaka Siak berkelanjutan baik pusaka ragawi maupun tak-ragawi kepada organisasi perangkat daerah di Siak. Dilanjutkan dengan Temu Mitra Internasional, ajang diskusi dan bertukar pikiran bagi pelestari internasional untuk berbagi pengalaman, cerita sukses, dan tantangan dalam pelestarian pusaka dari ICOMOS Jakarta, ICOMOS Austria, International National Trust Organization (INTO), dan Southeast Asia Cultural Heritage Alliance (SEACHA). Hari pertama berakhir dengan sambutan yang hangat dari Bupati Siak.
Hari kedua dibuka dengan Jelajah Pusaka menelusuri Balai Kerapatan Tinggi, Masjid Syahabuddin, Klenteng Hock Siu Kiong, Istana Siak dan Istana Peraduan, dan Madrasatun Nisa’ untuk semakin mengenal sejarah, tradisi, kesenian, dan kreativitas masyarakat di Siak. Dilanjutkan dengan Temu Mitra Lokal yang mengundang perwakilan Jogja Heritage Society dan Bali Kuna Santi, dan diteruskan dengan Temu Sapa yang menghadirkan tokoh nasional untuk berbicara mengenai pelestarian dan pesan pusaka, yang pada kesempatan ini diberikan oleh Hashim Djojohadikusumo dan Sandiaga Uno selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. Hari kedua ditutup dengan Temu Wicara, sebuah wadah untuk bertukar perspektif antara pemerintah, akademisi, dan komunitas dalam pengalaman pelestarian, khususnya terkait saujana pusaka dan ekonomi pusaka yang menjadi fokus dalam pertemuan ini.
Tiga hari ini diakhiri dengan Temu Pamungkas yang akan menutup rangkaian acara TPI 2022 dengan Deklarasi Siak 2022: Peluang dan Tantangan Penerapan Ekonomi Pusaka di Kota Pusaka yang dibacakan di tepi Sungai Siak. Deklarasi ini yang menjadi materi utama penyelenggaraan Tahun Pusaka Indonesia sepanjang 2023 ini berkomitmen mempersiapkan kemitraan dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI), Pemerintah Kabupaten Siak, dan perguruan tinggi serta institusi terkait lainnya dalam pengembangan pengelolaan pelestarian pusaka dan peningkatan kapasitas. Juga membentuk wadah komunikasi dan aksi bagi generasi muda serta masyarakat pelaku pelestarian, mendorong kemitraan dengan dunia usaha, dan menajamkan peran fasilitasi dari pemerintah dalam penerapan ekonomi pusaka dan pengelolaan pelestarian berkelanjutan. Selain itu, deklarasi ini juga berkomitmen memberikan pemahaman ekonomi pusaka dan menajamkan pemahaman saujana pusaka melalui pelatihan peningkatan kapasitas yang menerus melalui perguruan tinggi maupun koalisi antar institusi pelestarian pusaka.
Berakhirnya tiga hari TPI 2022 kiranya tidak menjadi akhir dari upaya pelestarian; semoga TPI 2022 dapat memperteguh semangat pelestarian pusaka melalui pemahaman sejarah perjalanan pelestarian di Siak, sekaligus menyusun strategi dan rekomendasi bersama dalam pengelolaan pusaka alam, budaya, dan saujana dari masukan catatan pengalaman berbagai institusi, dan membawa Siak menuju Kota Pusaka yang lebih lestari.
Salam lestari!